Dairi – Menurut Kepala Biro Perekonomian Setda Pemprov Sumut Dr. Naslindo Sirait ada 3 (Tiga) alasan yang mejadi pokok penting pemilihan Kabupaten Dairi sebagai lokus pengembangan pertanian terpadu hortikultura oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Alasan pertama menurut Naslindo Sirait adalah soal kesiapan Kabupaten Dairi ini dalam berbagai persiapan mulai dari proposal dan kesiapan lahannya.
“Dari proposal yang diajukan Kabupaten Dairi, kami menilai sangat siap. Setelah kami pelajari, lahan yang ada memang bukan kawasan hutan, sudah ada koperasinya, ada petaninya , ada studi dan perhitungan Net Present Value (red; perhitungan selisih antara pemasukan dan pengeluaran, ada Internal Rate of Return (mengukur suatu aset), periode pengembalian yang sudah dipastikan oleh Dinas Pertanian Dairi menjadi kekuatan pemilihan kabupaten ini. Ini keyakinan kuat bagi gubernur, memilih Dairi walau memang seluruh daerah mengusulkan programnya masing-masing,” kata Naslindo saat pertemuan aksi nyata pertanian terpadu antara Pemprov Sumut, Pemkab Dairi, Perbankan, offtaker dan petani di Gedung Nasional Djauli Manik, Rabu (28/09/2022).
Alasan ke Dua menurut Naslindo adalah letak geografis Kabupaten Dairi dianggap potensial dalam pengembangan pertanian terpadu produk hortikultura seperti kubis, kentang, cabai, dan bawang yang cukup besar
“Yang kami lihat, ada kekuatan geografis untuk pengembangan pertanian hortikultura disini (Dairi). Kalau bicara pengembangan industri, tentu Dairi bukan tempatnya. Dairi adalah sentranya pertanian, dan ini juga bermanfaat bagi pemerataan pembanguan diberbagai daerah dan sektor,”
Alasan ke Tiga yang tak kalah penting, menurut Naslindo adalah komitmen kepala daerah untuk meyakinkan pemerintah Provsu, dalam hal ini Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.
“Komitmen kepala daerah itu penting. Komitmen itu yang meyakinkan pak gubernur, karena program ini juga harus dikawal oleh kepemimpinan lokal yang ditangani kepala daerah, kepala dinas terkait dan juga kepala desa. Walau demikian, daerah lain juga menjadi perhatian, misalnya saja untuk padi kita akan pilih seperti Deli Serdang, Simalungun dan Madina tapi untuk hortikultura Dairi lebih berpotensi,” katanya mengakhiri.
Sementara itu, Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu, menegaskan program ini merupakan program dengan skema kerjasama pembangunan yang melibatkan pihak swasta atau dikenal sebagai Public Private Partnership (PPP) dimana ada pengawasan dalam tata kelolanya kedepan.
“Ini adalah public private partnership, ada regulator yang mengatur untuk stimulan kedepan. Kami akan mengawal Satu atau Dua tahun tata kelolanya, kelembagaan akan diatur namun semua harus berkontribusi, termasuk petani subjek pentingnya. Kita harap KUR sebagai produk ekonomi yang maju berperan menggerakkan ekonomi. Jadi kita harap kita sama-sama mendukung program ini supaya niat baik dan sistem yang baik ini, bisa berjalan baik juga,” kata bupati mengakhiri.