Langsa : Trik News.co – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Suara Putra Aceh (LSM SPA) Teuku Mustafa AB memberi apresiasi kepada Pemerintah Kota Langsa yang telah begitu peduli dengan keselamatan dan kelestarian hutan mangrove yang tumbuh subur di wilayahnya.
Menurut dia yang disampaikan kepada media ini, Rabu (7/9), “Pemikiran awal membangun hutan manggrove menjadi tempat wisata, hal itu berawal dari keprihatinan pimpinan Umara pada waktu itu yang melihat hutan manggrove setiap harinya terus di jarah, di tebang di ambil kayunya untuk dijadikan arang dan selanjutnya di jual.
Melihat kondisi yang seperti itu, maka kalau di biarkan terus berlanjut, hutan manggrove yang tumbuh di bibir pantai itu akan terancam punah, karena itu kelestarian manggrove yang berfungsi sebagai navigasi dari bencana serta ancaman gelombang air laut yang besar seperti Tsunami dan juga abrasi.
Dengan adanya upaya pelestarian yang dilakukan oleh mereka, maka banyak keuntungan yang didapat bagi keselamatan alam ini, selain itu, mangrove juga berfungsi sebagai rumah tempat tinggal bermacam biota laut seperti Kepiting, Udang, Ikan, Kerang hingga jenis hewan lainnya yaitu Unggas laut.
Lebih lanjut Teuku Mustafa AB menerangkan, “selain berfungsi sebagai rumah biota laut, manggrove juga merupakan penghasil blue Carbone terbaik pelindung bumi dari ancaman pemanasan global, karena itu siasat dan pemikiran bagaimana menyelamatkan manggrove tersebut agar tidak habis di tebang, maka wajar dan sangat tepat ada pemikiran seperti itu membangun tempat wisata guna mencegah punahnya mangrove tersebut dari pembalakan liar, paparnya.
Teuku Mustafa AB menambahkan, seiring waktu berjalan terjadi multi flayer efek dari ramai di kunjungi wisatawan lokal juga luar daerah lain nya terutama provinsi tetangga sumatra utara, akhir nya dengan ramai pengunjung ke tempat tersebut. Hari ini hutan manggrove ter selamat kan juga memberi nilai positif kepada sektor Para Wisata yang di kenal luas dan menjadi contoh model kepada kabupaten kota lain yang datang melakukan studi banding ke Langsa, melihat mangrove untuk di kembang kan di daerah mereka.
Karenanya, kalau sekarang ada oknum oknum yang menilai pembangunan manggrove tersebut tidak bernilai positif untuk Kota Langsa, berarti oknum tersebut buta mata, buta hati nya tidak dapat melihat apa yang sedang terjadi akibat penyelamatan manggrove sekaligus kemajuan Parawisata di kota langsa yang sebelum nya tidak ada menjadi ada, terangnya.
Lanjut dia lagi, tidak mudah untuk melakukan perubahan, dari awal pembangunan manggrove itu, pimpinan kita terdahulu yaitu Umara, mereka terus di hujat, di caci dengan bahasa yang tidak enak di dengar, dan bahkan ada yang mengatakan untuk apa di bangun jalan jembatan di hutan tempat monyet berayun, tempat jin buang anak yang tidak ada manusia tinggal di situ, tidak ada manfaat menghamburkan uang rakyat se enak nya.
Meskipun begitu, Pemerintah kota Langsa kala itu terus bertekad maju, mereka tidak menghiraukan kerikil yang menghalangi, mereka mempunyai satu tekad yaitu menyelamatkan mangrove dengan cara menjadikan lokasi itu sebagai tempat wisata.
Dan atas jasa mereka itu, saya sebagai Pemerhati masyarakat di Kota Langsa dan atas nama LSM SPA, saya ikut menghaturkan ucapan terimakasih setinggi-tingginya kepada pemerintah kota yang dalam hal ini terus istiqamah untuk kemajuan kota Langsa tercinta ini, imbuhnya. (Boy)