Oleh : Jacob EresteĀ
Pada dasarnya menulis berita itu gampang dengan berpatokan pada rumus umum jurnalis yang disebut 5W + 1H. Jadi dengan berpatokan pada rumus dasar yang mudah itu, maka berita yang akan disampaikan bisa dikata lengkap. Tinggal kemudian bagaimana memilih kata ucap yang enak agar berita itu gampang dicerna oleh mereka yang membacanya.
Paling tidak,Ā pemahanan tentang rumus baku 5W + 1H itu yang berasal dari bahasa : what (apa), where (dimana), whenĀ (kapan),Ā who (siapa) dan why (mengapa) dan how (bagaimana), sebetulnya sudah diketahui banyak orang. Cuma saja masalahnya tidak banyak ditaati oleh penulis di media sosial yang konsekuensi dan tanggung jawab — baik secara hukum maupun sanksi sosialnya — sama juga berat dan risikonya.
Umumnya rumus 5W + 1H dapat diterapkan secara bebas, seperti tata urutannya sendiriĀ yang tidak perlu membuat repot. Maksud saya, bisa dimulai dari kapan, lalu mengapa atau sebaliknya. Karena paling penting adalah semua unsurnya ada, seperti bumbu sayur yang harus lengkap. Jika tidak, ya tidak enak bagaimana susunan narasi dari berita itu agar enak dilahap dan bergizi, memberi nilai tambah bagiĀ pembaca untuk cerna.
Tapi yang tidak kalah penting adalah melatih diri untuk menulis berita yang dianggap paling bermanfaat dan perlu diketahui oleh pembaca dari semua kelas dan strata sosial serta pendidikan maupun profesi atau pekerjaannya yang akan ikut menentukan daya tarik mereka untuk membaca berita tersebut, yang kemudian masih dengan segera san suka citanya untuk membaca berita yang kita sajikan itu.
Kecuali itu, yang tidak kalah penting juga adalah membiasakan diri untuk gemar membaca — apa saja– termasuk sajian yang bersifat picisan. Sebab dari ragam bacaan yang bisa kita lakukan, biasanya akan memberi nuansa atau dimensi yang bisa ikut memperkaya perbendahaan bahasa ucap kita untuk menyajikan berita hingga menarik dan mengesankan.
Yang terpenting dalam menulis apa saja — bukan cuma berita– adalah memiliki sudut pandang yang jelas, terang untuk dicerna oleh banyak orang. Lalu teknik penyampaian kebar itu sendiri sengan mengungkap keterkaitannya bagi orang banyak. Karena yang utama dalam pemberitaan atau jenis tulisan lain seperti artikel dan feutures seperti dagangan sebagaiĀ untuk konsumsi orang banyak.
Begitulah sekedar panduan menulis untuk dimuat pada media — setidaknya medsos — agarĀ bisa ditingkatkan pemanfaatannya, tak cuma sekedar hahahaha hihi seperti yang acap dikeluhkan banyak orang di medsos, Komunitas yang dipandu Dinda Solihan ini merasa perlu membuat workshop singkat cara menulis yang praktis. Tentu saja untuk berperan sebagai jurnalis murni perlu juga pada kesempatan lain didiskusikan juga. Mulai dari teknik menulis cepat, hingga bentuk atau jenis tulisan, termasuk etik jurnalistik dan UU ITE yang perlu dikenal. Sebab risikonya bagi penulis di medsos sekalipun, sanksi hukumnya cukup berat. Dan semua itu perlu menjadi pengetahuan dan pemahaman agar tidak sampai terkandung pada detik pers yang bisa diberlakukan pula bagi penulis di media sosial.
Setidaknya, begitulah cara menulis berita paling sederhana di media sosial agar komunikatif, sehingga tidak sekedar ngerumpi atau nyinyir dengan berita atau tulisan orang lain. Sebab peristiwa dan kejadian dikeliling kita cukup banyak yang perlu diketahui oleh orang lain. Selain itu — jika kritis — dapat berfungsiĀ sebagai kontrol sosial dari suatu kejadian atau peristiwa yang tidak boleh terjadi lagi.
Banten, 4 September 2022
**Paparan ini untuk melengkapi materi workshop jurnalis terpakai yang diselenggarakan Komunitas Buruh Bersatu bersama Atlantika Institut Nusantara di Tangerang, Minggu, 4 September 2022.Ā