Jakarta, Triknews.co-AMERIKA SERIKAT, AS meminta Rusia dikeluarkan dari G20.
Negeri itu bahkan berujar akan memboikot sejumlah pertemuan jika pejabat Rusia muncul.
Perlu diketahui, tahun ini Indonesia menjadi pemimpin G20. KTT Puncak akan dilakukan di Bali akhir Oktober nanti yang seharusnya dihadiri semua pemimpin negara anggota.
“Presiden Biden telah menjelaskan dan saya tentu setuju dengannya. Bahwa Rusia tidak dapat menjadi bisnis seperti biasa di lembaga keuangan mana pun,” kata Menteri Keuangan Janet Yellen, Rabu (6/4/2022) waktu setempat, saat berbicara di depan DPR AS, dikutip Reuters.
“Dia (Biden) meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20 dan saya sudah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” tegasnya lagi.
Dikatakannya Rusia telah melakukan tindakan tercela.
Peristiwa pembantaian di Bucha, Ukraina-yang disebut Barat dilakukan Rusia- adalah bentuk penghinaan pada aturan global.
“Tindakan Rusia, termasuk kekejaman yang dilakukan terhadap warga Ukraina yang tidak bersalah di Bucha, tercela, merupakan penghinaan yang tidak dapat diterima terhadap tatanan global berbasis aturan,” katanya lagi.
“Akan memiliki dampak ekonomi yang sangat besar bagi dunia.”
Sementara itu, seorang juru bicara Departemen Keuangan AS mengatakan komentar Yellen akan mengacu pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 pada 20 April, di sela-sela Pertemuan Musim Semi IMF dan Bank Dunia di Washington dan pertemuan deputi terkait.
Pertemuan keuangan April akan diadakan secara langsung dan virtual.
Hingga kini, partisipasi Rusia tidak jelas saat ini.
Tidak jelas apakah ini juga akan terkait agenda Bali.
Namun sebelumnya sejumlah negara juga sempat mengutarakan keberatan atas kehadiran Rusia, seperti Kanada, meski China dan Brasil mendukung Kremlin.
Perlu diketahui, awal Maret, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin akan hadir langsung di Bali.
“Sejauh ini dia (Putin) mau datang ke KTT G20. Tapi tergantung pada situasi,” katanya dalam konferensi pers dengan wartawan.
Respons Pemerintah RI?
Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan tidak semua pernyataan perlu direspons.
“Kami mencermati apa yang disampaikan oleh Menteri Keuangan S, namun kami juga memiliki kebijakan untuk tidak mengomentari statement yang disampaikan tersebut. Tidak semua pernyataan perlu kita respons,” katanya, Kamis (7/4/2022).
Terlepas dari polemik tersebut, dia mengatakan persiapan terus dilakukan.
Undangan pun telah disampaikan kepada seluruh anggota G20.
“Dari perspektif Indonesia, kita menjalankan apa yang menjadi preseden penyelenggaraan G20 dengan tetap mengharapkan kehadiran dari seluruh anggota G20 dalam berbagai rangkaian pertemuan G20,” tuturnya.
Sementara itu, Kamis malam, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken. Hal itu terungkap dalam akun Twitter resmi Menlu, Kamis (7/4/2022).
Dalam cuitannya, Menlu mengungkapkan ada sejumlah hal dibahas bersama Blinken.
Pembicaraan itu mencakup perkembangan di Ukraina, Afghanistan, G20, serta kerja sama Indo-Pasifik.
“Di tengah masa yang penuh tantangan ini, penting untuk menjaga jalur komunikasi dan konsultasi tetap terbuka dalam menangani berbagai masalah mendesak,” cuit Menlu tanpa memberi detail hasil pembicaraan.
Terlepas dari polemik tersebut, dia mengatakan persiapan terus dilakukan.
Undangan pun telah disampaikan kepada seluruh anggota G20.
“Dari perspektif Indonesia, kita menjalankan apa yang menjadi preseden penyelenggaraan G20 dengan tetap mengharapkan kehadiran dari seluruh anggota G20 dalam berbagai rangkaian pertemuan G20,” tuturnya.
Sementara itu, Kamis malam, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken. Hal itu terungkap dalam akun Twitter resmi Menlu, Kamis (7/4/2022).
Dalam cuitannya, Menlu mengungkapkan ada sejumlah hal dibahas bersama Blinken.
Pembicaraan itu mencakup perkembangan di Ukraina, Afghanistan, G20, serta kerja sama Indo-Pasifik.
“Di tengah masa yang penuh tantangan ini, penting untuk menjaga jalur komunikasi dan konsultasi tetap terbuka dalam menangani berbagai masalah mendesak,” cuit Menlu tanpa memberi detail hasil pembicaraan.
“AS mendukung Presidensi G20 Indonesia dan mengharapkan tahun kesuksesan G20,” ujarnya melalui pesan singkat.
“Namun, G20 tidak dapat dilaksanakan seperti biasa tanpa membicarakan invasi ilegal Rusia terhadap Ukraina, yang telah berdampak terhadap ekonomi global,” tegasnya.
Respons Rusia
Rusia juga akhirnya angkat bicara terkait penolakan sejumlah negara G20 atas rencana keikutsertaan Rusia termasuk kehadiran Presiden Vladimir Putin.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pihaknya akan segera melakukan klarifikasi atas seruan beberapa pemimpin negara G20 yang menolak negeri itu.
“Kami akan klarifikasi hal ini (penolakan sejumlah negara G20), bagaimanapun juga Indonesia adalah penyelenggaranya,” kata Peskov seperti dilansir Reuters, kemarin. (CBNCIndomesia/RS)