Jakarta, Triknews.co
Film Hayya 2 ini diproduksi untuk menjawab keingintahuan penonton, Apakah Hayya kembali ke Palestina atau tetap berada di Indonesia? Apa yang terjadi? Kedua, dari hasil penjualan tiket Hayya di tahun 2019, alhamdulillah kami telah mendonasikan Rp 2,7 miliar untuk Palestina, lembaga sosial di Indonesia, serta korban bencana. Ingin sekali bisa berdonasi lebih banyak lagi, dan semoga semangat yang sama juga dirasakan penonton Indonesia.
Terlebih di masa pandemi, lebih banyak pihak yang membutuhkan uluran tangan. Pada film Hayya2, kami mengangkat tema Dream (Impian), Hope (Harapan), dan Reality (Kenyataan) yang semua diracik dalam satu kesatuan cerita. Dengan dream, tentu saja Hayya kembali mengingatkan impian setiap anak untuk bebas dan merdeka, sesuatu yang masih impian di benak anak Palestina. Berpegang pada Hope atau harapan kita punya semangat untuk tetap melangkah untuk meraih impian.
Dan dengan melihat reality atau kenyataan, kita menyadari bagaimana bertindak untuk mencapai impian. SINOPSIS Trauma dengan situasi konflik yang terjadi di Palestina membuat Hayya tidak mau di pulangkan, dan kembali melarikan diri agar bisa tinggal di Indonesia. Dalam pelariannya Hayya bertemu dengan Lia (29”) seorang perempuan cantik dan baik hati yang mengira Hayya adalah anaknya.
Hayya pun diajak Lia tinggal dirumahnya dan bertemu dengan Faisal(30”). Faizal yang awalnya bingung dengan kehadiran Hayya, akhirnya menganggap Hayya adalah penyelamat bagi kehidupan rumah tangganya.
Di tempat lain, Rahmat, Adhin, dan Ricis terus mencari Hayya. Lalu satu persatu labir keluarga Faisal terbuka, hingga pada puncaknya, sebuah tragedi menimpa Hayya, membuat situasi menjadi kompleks dan menegangkan. Film Hayya 2 akan diputar serentak di bioskop Indonesia mulai 24 Maet 2022.
Film ini disutradarai oleh Jastis Arimba, dan skenario ditulis oleh Ali Eunoia dan Jastis Arimba, diproduseri oleh Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia, serta didampingi produser eksekutif Erck Yusuf, Oki Setiana Dewi, dan Imam T Saptono. Hayya2 selain diangkat ke layar lebar, novelnya sendiri ditulis bersama oleh tiga penulis terkemuka Indoneisa, Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia dan Beny Arrnas. (Ranto/TN)