Artikel oleh : Nurul Saputri Mahasiswa Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Langsa (IAIN Langsa) – Aceh Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Besarnya penduduk yang bekerja pada sektor pertanian didukung oleh lahan pertanian yang luas dan subur, dan faktor iklim yang mendukung. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya keaneka ragaman sumber daya alam pertanian yang melimpah di setiap kawasan Indonesia.
Adanya keberagaman sumber daya alam tersebut menjadikan pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat bertumpu pada perkembangan sektor pertanian. Jumlah dan pertambahan penduduk Indonesia yang tinggi merupakan prioritas utama dalam mengembangkan pertanian Indonesia khususnya pangan, dengan adanya dinamika di tingkat global akibat dari perubahan iklim, kelangkaan energy financial, telah merubah gagasan masalah pangan tidak dapat di pecahkan dengan hanya memperbaiki sistem distribusi pangan global, tetapi masing masing negara harus memperkuat ketahanan pangannya.
Sektor pertanian di indonesia merupakan salah satu sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah karena berperan penting dalam pembangunan jangka panjang dan berperan dalam pemulihan bangsa. Peranan sektor pertanian yaitu sebagai sumber bahan kebutuhan pokok, pangan, sandang dan papan, menyediakan lapangan pekerjaan bagi sebagian masyarakat, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang tinggi, memberikan devisa negara, dan mengurangi ketergantungan impor ( multiplier effect ). Sektor pertanian dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi melalui pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri. Pertanian dalam arti luas yaitu pertenakan, perikanan, perkebunan dan pertanian yang perlu dikembangkan.
Pemilik usaha keripik ampere adalah Ibu Ti Raimah, beliau memulai usaha nya sejak 20 tahun yang lalu. Keripik Ampera adalah jenis makanan yang dibuat dari Singkong atau Ubi yang telah melewati matang konsumsi. Keripik Ampera merupakan sarana alternatif untuk menghindari pembusukan buah Ubi/singkong yang diolah dengan cara dipotong dadu, dikeringkan dan digoreng. Makanan ini memiliki rasa yang khas dengan daya simpan cukup lama. Mutu Keripik Ampera sangat dipengaruhi oleh warna, rasa, aroma dan daya simpannya.
Ubi atau singkong yang enak diolah menjadi Keripik Ampera . Umumnya yang dibuat sebagai Keripik Ampera adalah Ubi yang bagus karena produksinya melimpah. Pembuatan Keripik ampera pada prinsipnya melalui tahapan dipotong secara dadu, dikeringkan dan digoreng. Pengeringan merupakan metode pengawetan dengan cara pengurangan kadar air dari bahan pangan sehingga daya simpan menjadi lebih panjang. Supaya produk yang sudah dikeringkan menjadi awet, kadar air harus dijaga tetap rendah. Produk pangan dengan kadar air rendah dapat disimpan dalam jangka waktu lama jika pengemasan yang digunakan tepat.
Masyarakat di Desa Cinta Raja Langsa Timur khususnya pengusaha keripik ampere ini lebih cenderung memanfaatkan Ubi untuk digunakan sebagai bahan baku. Ubi tersebut di beli dari seorang petani yang membudidayakan tanaman ubi dengan luas lahan 1 rantai (400m2), yang kemudian buah ubi tersebut di kupas dan di potong dengan mengunakan alat seperti pisau dan kemudian di lakukan pemotongan secara dadu dan juga pengeringan dengan menggunakan alat Rigen, setelah dilakukan pengeringan buah ubi yang sudah di olah tersebut di beri rasa. setelah itu di lakukan pengorengan dan juga pengemasan dengan menggunakan plastik transparan. Keripik ampera yang diproduksi di Desa Cinta Raja Langsa Timur mempunyai bentuk dadu, serta mempunyai rasa yang manis. Usaha keripik ampera yang berada di Desa Cinta Raja Langsa Timur ini merupakan usaha berskala rumah tangga, dimana usaha ini telah ada secara turun temurun dan masih bersifat tradisional, yakni proses produksi dilakukan dengan peralatan yang sederhana, Kuali dan Tungku kayu bakar. Biaya yang relatif murah dan pengerjaannya hanya dikerjakan oleh anggota keluarga.
Walaupun berskala rumah tangga dan masih bersifat tradisional, namun usaha keripik ampera ini masih dapat bertahan sampai saat ini di tengah persaingan dengan usaha sejenis dari daerah lain. Pengrajin keripik ampera yang ada di Desa Desa Cinta Raja Langsa Timur dipasarkan kepada masyarakat sekitar dan pedagang pengumpul. Usaha pembuatan keripik ampere Desa Cinta Raja Langsa Timur merupakan pekerjaan ibu rumah tangga yang bertujuan untuk menambah penghasilan uang guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Pada umumnya pengrajin keripik ampere tidak mempunyai catatan usaha tani, sehingga sulit bagi petani untuk melakukan analisa usaha tani nya. Para pengrajin hanya memperhitungkan penjualan keripik ampera tanpa membuat analisa usaha tani. Analisa usaha tani merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan dalam menjalankan sebuah usaha. Pentingnya pelaksanaan analisa usaha adalah untuk mengetahui apakah usaha ini mendatangkan keuntungan atau tidak.
Dalam menjalankan usaha Keripik ampere ini perlu memperhatikan berbagai pengeluaran atau disebut dengan biaya usaha. Selain itu, perlu memperhatikan pendapatan usaha Keripik Pisang ampera. Biaya produksi dalam hal ini mencakup komponen biaya variabel dan biaya tetap. Penerimaan usaha Keripik ampera adalah jumlah produksi dikali dengan harga jual sedangkan pendapatan usaha Keripik ampera merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya. usaha Keripik ampera layak diusahakan namun memberikan keuntungan yang sedikit bagi pengusaha Keripik ampera Cinta Raja Langsa. Walau pun untung yang di dapat kecil tetapi usaha tersebut masih tetap berjalan di karena kan pengusaha keripik ampera tidak melihat besar atau kecil nya ke untungan yang di dapat dan juga usaha tersebut termasuk usaha turun temurun. Yang penting bagaimana mereka bisa usaha dan membantu pendapatan rumah tangga. usaha Keripik ampera yang ada di daerah penelitian tidak mengalami perkembangan meskipun usaha ini telah dilakukan secara turun temurun dan juga pengusaha Keripik ampera tidak mau membuka diri terhadap hal-hal yang baru yang dapat membantu mereka untuk mengembangkan usahanya. Pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan untuk melindungi pengusaha Keripik ampera dari fluktuasi harga bahan baku agar pengusaha tidak merugi dan dapat meningkatkan pendapatannya. (**)