BerandaNewsKisruh Lahan, Tak Terima Warga Serang Pekerja Bangunan

Kisruh Lahan, Tak Terima Warga Serang Pekerja Bangunan

Author

Date

Category

Medan, Triknews.co-Peristiwa ini berawal dari beberapa pekerja bangunan ingin menurunkan bahan bangunan di lokasi lahan Jalan Platina IV Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli untuk mendirikan bangunan yang kemudian langsung dihalangi oleh sekelompok warga, Senin (1/11/2021) lalu.

Mengetahui terjadi keributan tersebut, petugas Kepolisian Polres Belawan langsung turun ke TKP, guna mengamankan lokasi. Polisi berusaha menenangkan warga yang sudah terlihat emosi, meski dari beberapa pekerja ada yang terluka. Korban adalah Engganda Tarigan, yang sempat dilarikan ke klinik terdekat karena mengalami luka dibagian kepala. Akibatnya, kepala korban terpaksa dijahit eman jahitan. Saat itu juga korban membuat laporan polisi ke Polda Sumut dengan no laporan STT No LP/1687/XI/2021/SPKT/ POLDA SUMUT .

“Cepat kali gerak mereka. Main lempar broti dan batu. Kami yang tak tau apa- apa bingung lah, aku saat berusaha berlindung malah kena pukul mereka. Ditarik baju ku terus beberapa dari mereka menghantam ku. Ya kepala ku bocor, badan ku habis kena pukul broti. Untung polisi cepat datang, aku terus dilarikan ke klinik terdekat. Setelah itu baru buat laporan polisi ke Polda aku, saksi dari kami dipanggil. Tapi sampai saat ini belum ada kabar dari pihak kepolisian. Kata mereka aku disuruh tunggu,” jelas Tarigan pada media Selasa (22/12/2021).

Tarigan berharap polisi bertindak tegas. “Saya berharap polisi tidak berpihak dalam menangani kasus ini, kami cuma datang untuk bekerja tak lain. Semoga laporan saya ditanggapi pihak kelupaan dengan cepat, tambah Tarigan. Usut punya usut ternyata kisruh ini dipicu karena warga menolak pekerja bangunan melakukan aktivitas di lokasi tersebut, dengan alasan lahan tersebut masih dalam sengketa pengadilan. Pasca penolakan pertama, kembali para pekerja menurunkan bahan bangunan dilokasi yang sama. Namun karena jumlah warga yang lebih banyak dari pekerja yang sebelumnya juga menghadang para pekerja bangunan, bentrok tak dapat terelakkan.

“Dari rekaman video terlihat mereka (warga red) yang terlebih dahulu melakukan penyerangan terhadap kami, pekerja bangunan yang sedang menurunkan bahan bangunan dari colt diesel. Kami datang mau kerja berdasarkan IMB yang dikeluarkan pemerintah kota. Kami hanya menyelesaikan pekerjaan membuat pagar di lahan tersebut,” jelas E Romulo Naibaho, selaku kuasa hukum pemilik tanah yang sah Wijako.

Para pekerja berusaha bertahan dan tidak membalas serangan, namun serangan semakin brutal dan hujan batu dan balok pun tidak terhindarkan. Bahkan pekerja terluka dibagian kepala akibat batu yang mendarat dikepalanya dan ada juga yang cedera di bagian kaki dan tangan

Salah satu pekerja bangunan Bule Sihotang mengatakan bahwa kejadian tersebut berawal ketika warga menyerbu para pekerja bangunan saat melakukan muat barang material bangunan. Disinilah kisruh antara masyarakat dan pekerja bangunan mulai memuncak, saat warga datang menyerbu dengan hujan batu dan broti.

“Begitu kami hampir selesai muat mereka datang dengan jumlah yang banyak. Awalnya mereka datang memaki dengan bahasa kadar sembari melempar kami dengan broti kami diam tak menggubris dan terus bekerja menurunkan material. Tapi begitu hujan batu kami terpaksa sembunyi dibalik truk, jelas kami bingung mau buat apa. Saat itu lah beberapa dari mereka menyerang kami. Sembari berusaha dan sempat terjadi bentrok kami bertuah kabur dan menyelamatkan diri. Untung polisi cepat datang kalau tidak nyawa kami terancam. Aku nggak tau kalau gini jadinya, tau nya aku ditawari kerja bangunan dengan kawan,” terang Sihotang.

Sementara itu, dari hasil investigasi wartawan di areal lahan tersebut, warga yang mengaku ketua dari salah satu ormas yang ikut dalam peristiwa tersebut mengatakan mereka tak terima kesayangan para pekerja di lahan mereka.” Mereka datang ke kampung orang main bangun saja di tanah kami ini, siapa yang tak emosi. Orang itu datang kami tampung lah, ada polisi datang ke TKP. Dari pihak mereka yang ditangkap polisi, kami juga punya surat yang sah,” ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Rudy Sahputra saat dikonfirmasi awak media mengatakan bahwa kasus ini masih dalam proses hukum. “Atas laporan warga ada enam pekerja bangunan yang diamankan. Polisi masih terus proses kasus ini,” ujar Rudi.(Yeni)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent comments

- Advertisement -spot_img