Langsa : Trik News.co – Dalam bincang-bincangnya dengan wartawan media ini masyarakat mengungkapkan bahwa ganti rugi lahan milik mereka yang terdampak proyek normalisasi aliran Sungai (Krueng) yang berada di dua gampong (desa), Gampong Batee Puteh dan Baroh Langsa Lama, Kecamatan Langsa Lama, Pemerintah kota Langsa, Propinsi Aceh, dihargai dengan harga murah dan hingga saat ini belum direalisasikan pembayarannya kepada pemilik lahan.
Menurut sumber, pembayaran uang pembebasan lahan terdampak proyek normalisasi kepada pemilik lahan akan dilakukan antara bulan April atau bulan Juni tahun 2022 mendatang.
“Benar lahan kami yang terdampak normalisasi aliran sungai belum direalisasikan pembayarannya di samping itu ganti rugi lahan juga dihargai dengan harga sangat murah oleh mereka, sebut sumber dengan tidak menjelaskan siapa mereka itu, Sabtu (18/12).
Sumber masyarakat lainnya kepada media ini juga membenarkan bahwa ganti rugi pembebasan lahan sangat tidak sesuai dengan pasaran tanah yang ada di dua daerah Gampong tersebut, menurut yang dia tahu, satu Rante tanah milik masyarakat cuma dihargai 18 juta dalam setiap per-rantenya (400 m²).
Harga ini, katanya lagi, jauh dari harga pasaran nilai jual tanah, terkait kenyataan ini masyarakat tidak tahu harus berucap apa terlebih lagi geuchik di dua Gampong yaitu Bate Puteh dan Langsa Lama, mereka telah menyetujui terkait pembayaran yang tertunda tersebut, beber sumber.
Terpisah, informasi dihimpun media ini menyebutkan, “Proyek Normalisasi pemotongan alur sungai yang berada di dua Gampong Bate Puteh dan Baroh Langsa Lama tersebut berasal dari Anggaran POKIR anggota dewan DPR Aceh yang besarnya Rp 1.770.000.000.00,- .
Proyek tersebut berada dibawah pengawasan dinas Pengairan Propinsi Aceh. Sedangkan sebagai pelaksana sesuai yang Tertara pada papan plang proyek, kegiatan itu dilaksanakan oleh CV Matang Bungong dengan hitungan waktu 120 hari Kalender.
Hingga berita ini diturunkan pihak terkait dalam pembebasan lahan tersebut belum berhasil dijumpai guna konfirmasi lebih lanjut terkait murahnya harga lahan terdampak proyek Krueng tersebut oleh media ini. Sementara geuchik Baroh Langsa Lama Antoni yang dihubungi lewat pesan WhatsAap nya untuk dijumpai pada Jum’at kemarin, yang bersangkutan hanya membaca saja pesan yang dikirim tanpa merespon.
Selanjutnya media ini mencoba menghubungi Geuchik Gampong Batee Puteh Zulfizam, dirinya mengaku hanya sebatas mengetahui terkait pembebasan lahan tersebut, demikian. (Boy)