BerandaUncategorized"Perasaanku Seperti Belum Merdeka Sekarang"

“Perasaanku Seperti Belum Merdeka Sekarang”

Author

Date

Category

Triknews.co-“Hupasip sajo nama songoni. Hepeng pe utangon dang adong. Manyosak ma sude (Kudiamkan sajalah. Tak kuurus lagi. Uang tak ada bisa dipinjam untuk perongkosan,” ungkap Sahron Lubis (50) dalam logat Tapanuli Selatan yang kental.

Sahron menggerutu lantaran sudah berulang kali ia mengurus pembuatan identitas kependudukannya namun gagal terus. Tahun 2020 lalu, Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera (YPPS) melalui Uba Pasaribu mendampinginya mengurus pembuatan identitas Kependudukannya.

Didampingi Uba Pasaribu, Sahron mendatangi kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deliserdang di Lubuk Pakam.

Sesuai dengan Surat Keterangan domisili nomor 470/2411, tertulis bahwa Sahron Lubis, umur 50 tahun benar berdomisili/beralamat di Dusun XIV, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Surat itu bertanda tangani resmi Kepala Desa Bangun Sari. Itu artinya, Sahron adalah warga negara Indonesia, bukan asing, bukan pula alien.

Beberapa bulan yang lalu keluarga ini juga kembali dibawa oleh YPPS ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan harapan, identitas kewarganegaraan yang mereka urus sebelumnya bisa tuntas alias diterbitkan.

Uba bahkan sampai mengerental satu angkot untuk membawa Sahron ke Lubuk Pakam, supaya pengurusan identitasnya tidak lagi gagal. Dan saat di Lubuk Pakam pun, ternyata Sahron belum juga makan sejak pagi, lantaran tiada uangnya. Untuk sekadar bisa makan dan minum pun ia tak berduit. Semua makan siangnya hari itu dibandari oleh Uba Pasaribu.

Sialnya, seharian di kantor Catatan Sipil itu seperti buang-buang waktu. Sahron menghadapi birokrasi yang berbelit seperti menghadap tembok. Usahanya mengurus identitas kependudukan lagi-lagi tidak membuahkan hasil.

Melihat, upaya telah mentok, Uba Pasaribu kemudian berinisiatif dengan menelepon Sekretaris Dinas Catatan Sipil, dengan harapan pejabat di dinas itu mau mengambil kebijaksanaan.

Dan seperti sebelum-sebelumnya, baik sekdis, kabid kependudukan maupun kasi pendataan penduduk hanya bisa memberi “janji manis” bakal menuntaskan pembuatan identitas keluarga Sahron. Nyatanya, sampai hari ini, janji itu tinggal janji.

Padahal, kepada pejabat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil itu telah saya terangkan bahwa Sahron ini termasuk keluarga rentan, keluarga yang sangat miskin. Mereka tinggal di gubuk reot. Bekerja menjaga ladang orang untuk menopang hidup.

“Kalau bisa permintaanku anak anak ini ajalah punya KK dan KTP. Perasaanku sepertinya kita belum merdeka sekarang. Kok sulit kali bikin identitas ini,” celetuknya.

Sebelumnya pada Juli 2021 Uba Pasaribu telah mengadakan pertemuan dengan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Sumatera Utara Ibu Manna Lubis. Dalam pertemuan itu, Uba telah menerangkan banyaknya suara aspiradi dari kaum marjinal yang menyebut betapa sulitnya mengurus identitas kependudukan. Dan para pejabat di Dinas Kependudukan Catatan dan Sipil itu menjawab, bahwa mengurus identitas sebenarnya tidak sulit asalnya dilengkapi dengan Surat Keterangan domisili.

Sahron pun hanya bisa menahan dan menelan pil pahit kekecewaan dan pulang gigit jari. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent comments

- Advertisement -spot_img