Sanana, Triknews.co- Pemimpin Rakyat seharusnya diawasi, diingatkan, dikritik, agar ia tidak semena-mena membawa orang-orang yang dipimpinnya masuk dalam pusaran keburukan dan bencana atas kepemimpinannya. Tetapi sayangnya tidak banyak pemimpin rakyat yang siap diawasi dan diingatkan. Malah sebaliknya memanfaatkan bawahannya, timnya orang dekat untuk memusuhi, membenci bahkan mencelakai orang-orang yang mengkritisi.
Menurut Akdemis STAI Babussalamu Sula, Sahrul Takim kepada media, minggu (07/11), Jika siap memegang jabatan publik, siap juga mendapat kritik, karena kinerja Pemimpin Rakyat akan dikontrol oleh publik. Pemimpin Rakyat Dipilih untuk melayani kepentingan publik berdasarkan janji yang sudah di sampaikan.
“Disinilah pentingnya kepekaan berpikirnya seorang pemimpin rakyat, berpikirlah dengan perspektif seorang Seorang pemimpin bukan menggunakan cara pandang pribadi atau kelompok sehingga merasa termarjinalkan dan dibenci,” ujar Sahrul Takim.
Kata Sahrul, Pepatah mengatakan “jika tidak ingin terkena ombak maka jangan berlayar, jika tidak ingin di kritik maka tak perlu menjadi pemimpin publik”.
“Kalimat tersebut berimplikasi bahwa pemimpin yang tak siap dikritik dan mudah baper, berarti dia tidak sadar sedang menjalankan amanat publik, dia tidak sadar fungsi kepemimpinan dan dia tidak sadar akan amanah konstitusi Negara ini,” jelasnya.
Kerena itu, menyampaikan bahwa untuk menjadi bahan renungan buat para pemimpin rakyat, di dalam negara hukum berdasarkan asas demokrasi. Kritik yang dilancarkan kepada Pemimpin rakyat merupakan konsekuensi berdemokrasi dan bagian dari komunikasi politik yang dapat dilakukan melalui tulisan atau bisa jadi lewat demonstrasi, Kritik juga merupakan bagian dari komunikasi politik. Kritik menjadi salah satu cara keturutsertaan setiap warga negara dalam mengawasi dan berpartisipasi dalam pemerintahan yang dijamin dalam konstitusi UUD 1945.
“Jadi Para pemimpin rakyat jangan elergi terhadap kritik, jangan menganggap kritikus adalah penghambat pembangunan, jangan memusuhi mereka dengan segala cara, namun melihat bahwa kritik adalah wujud lain dari partisipasi pembangunan dengan cara dan jalan yang berbeda. Sebab dengan Kritik maka terjadi check and balance dalam setiap agenda pembangunan,”kata Akademis STAI Babussalam Sula.
Menurutnya, setiap orang yang memberikan kritik itu relatif, karena banyak diantara mereka yang mengkritisi hanya karena melihat sisi kekurangan dari implementasi pembangunan namun jika ada diantara yang menyertakan dengan solusi maka itu adalah suatu kebaikan, tetapi jika tidak disertai solusipun, janganlah menuntut lebih dengan menggunakan dalil murahan bahwa “jika tidak ada solusi maka jangan mengkritisi”. Ingat Anda di pilih oleh rakyat untuk melayani rakyat dengan cara mendiagnosa seluruh kebutuhannya berdasarkan problem mereka masing-masing, sudah pasti untuk mengetahui problem rakyat maka harus melalui kritik, karena anda di biayai untuk mengurusi hal itu.
Salah satu cara terbaik pemimpin rakyat mengukur kepemimpinannya adalah dengan cara membuka diri untuk di kritisi sebanyak-banyaknya, Jika tidak demikian maka kebanggaan terhadap kepemimpinannya hanya omong kosong.
“Sebagai implikasi dari langkah pemimpin untuk mengukur diri, maka pemimpin rakyat tidak hanya membutuhkan masukan dari orang dekat, bawahan yang takut menyampaikan kebenaran bahkan terhadap oknum pengurus partai yang mencari muka untuk mendapatkan imbalan, tetapi memintalah kepada mereka yang tak ada ketergantungan dan kepentingan bahkan tidak mau bersama anda dalam ruang-ruang organisasi politik,”tutupnya. *(Ris)*