Langsa l TrikNews.Co l— Wakil Ketua Tiga Perkumpulan Jurnalis Independen Demokrasi (PJID) Propinsi Aceh Mairuddin mengajak kepada semua steckholder, para pemerhati, dan elemen masyarakat di Kota Langsa untuk membuang jauh-jauh sifat ortodok yang membuat kepercayaan pihak luar yang ingin berkunjung ke Langsa jadi mengurungkan niat mereka disebakan ulah dan sikap kita sendiri yang berfikir sempit.
“Oleh karena itu singkirkan jauh-jauh sifat ego dan mari berfikiran jernih demi kemajuan Langsa, demikian ucap Mairuddin CA wakil Ketua Tiga PJID Aceh yang juga mantan Kadus Gampong Jawa kepada trik news.co Jum’at, 1 Oktober 2021.
Dijelaskan Mairuddin, “Salah satu contoh kesan buruk yang bisa membuat berkurangnya kepercayaan pihak luar terhadap Langsa adalah mencuatnya berita terkait Jamda (Jambore Daerah) Pramuka Kwarda Aceh tahun 2021 yang berlangsung di Langsa sebagai tuan rumah.
“Seharusnya kita masyarakat Langsa harus bersyukur, dimana Langsa ditunjuk dan dianggap mampu menjadi tuan rumah terselenggaranya even-even besar seperti kegiatan Jamda, dengan suksesnya kegiatan itu, maka tidak menutup kemungkinan penyelenggara kegiatan-kegiatan lainnya juga akan memilih Langsa
Namun dengan adanya pemberitaan miring tanpa dibarengi fakta sebenarnya, hal itu telah membuat dan berdampak kepada ogah nya penyelenggara kegiatan untuk memilih Langsa sebagai tempat. Kalau ini sudah terjadi lanjut dia lagi, yang rugi kita sendiri masyarakat Langsa, sebut menerangkan.
Lebih lanjut Wakil Ketua tiga PJID Aceh ini mengatakan, “pemberitaan terkait penyelenggaraan Jamda meresahkan masyarakat, hal ini dilihat dari sudut mana, lokasi yang dipakai untuk kegiatan Jambore oleh peserta Pramuka yang datang dari berbagai daerah, itu jauh dari pemukiman warga.
Lokasinya berada di dalam kawasan Taman Kota dan juga jauh dari lokasi RSCM, saya rasa ini hanya berita yang dibesar-besarkan saja oleh oknum-oknum tertentu yang tidak jelas maksud dan tujuannya untuk merusak citra kota Langsa dimata daerah lain.
Mirisnya lagi lanjut Mairuddin, “Ulama juga ikut digiring untuk mengeluarkan statement mengecam kegiatan-kegiatan yang berlangsung dihutan Kota, konser musik menjadi alasan pertama menyudutkan panitia penyelenggara dengan mengatakan terjadi huru hara disamping hal lain suara petasan dan kembang api yang membuat warga resah.
Ini sangat aneh dan lucu, masak ada suara petasan kembang api dikirain suara senjata bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI), ini jelas halusinasi yang berlebihan, tidak masuk akal dan layak diduga untuk membesar-besarkan berita miring terkait kelangsungan Jamda ditaman kota tersebut, pungkas Wakil Ketua Tiga PJID Aceh Mairuddin. (Boy)