Ekuador, Triknews.co – Ratusan narapidana atau napi terlibat bentrokan sadis di lembaga pemasyarakatan (lapas). Akibat bentrokan ini, 116 orang tewas, delapan di antaranya dengan kondisi sangat mengenaskan, kepala terpenggal.
Peristiwa mengerikan tersebut terjadi di Lapas Litoral, Kota Guayaquil. Bentrokan tersebut melibatkan dua kelompok atau geng napi yang menjalani pembinaan di dalam lapas tersebut. Geng yang berseteru di Lapas Litoral adalah Los Lobos dan Los Choneros.
Para napi yang saling bantai di Lapas Litoral itu diyakini memiliki hubungan dengan dua kartel narkoba di Meksiko. Saat bentrokan terjadi, mereka dilengkapi dengan senjata api dan bahan peledak. Terdengar suara letusan senjata api serta ledakan di beberapa paviliun.
Menyusul peristiwa itu, Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengumumkan keadaan darurat dalam sistem lapas di negara itu, Rabu (29/9/2021).
Selain menewaskan 116 orang, bentrokan antarnapi yang dipicu perebutan kekuasaan di penjara oleh kelompok geng narkoba internasional tersebut juga melukai 80 orang.
Guillermo Lasso menetapkan keadaan darurat yang memberikan kekuasaan kepada pemerintah, termasuk mengerahkan polisi dan tentara, masuk ke dalam penjara untuk melakukan penertiban.
Pembantaian di Lapas Litoral, kata Guillermo Lasso, merupakan peristiwa mengerikan dan menyedihkan. Dia juga belum bisa menjamin pihak berwenang bisa memegang kontrol keamanan di lapas itu.
“Sangat disesalkan, penjara diubah menjadi tempat perselisihan kekuasaan oleh geng-geng kriminal,” kata Guillermo Lasso, dikutip dari Associated Press, Kamis (30/9/2021).
Dari foto-foto yang beredar di media sosial, tampak puluhan mayat tergeletak di Paviliun 9 dan 10 penjara Litoral layaknya medan perang.
Bentrok antargeng pecah menggunakan senjata api, pisau, dan bom. Bahkan seorang komandan polisi di daerah Fausto Buenano mengatakan, ada mayat yang ditemukan di pipa penjara.
Mantan Presiden Dewan Rehabilitasi Nasional Ekuador Ledy Zuniga mengatakan pembantaian di penjara Ekuador ini merupakan yang paling parah dalam sejarah. “Dalam sejarah negara, belum pernah ada insiden serupa atau mirip dengan ini,” kata Zuniga.
Pria yang juga pernah menjabat menteri kehakiman Ekuador pada 2016 itu menyesalkan tidak ada langkah-langkah antisipasi yang dilakukan untuk mencegah pembantaian, padahal kejadian serupa terjadi pada Februari lalu.
Sementara itu, mantan direktur intelijen militer Ekuador Kolonel Mario Pazmino mengatakan, bentrokan berdarah menunjukkan bahwa kejahatan transnasional terorganisasi telah menembus struktur lembaga pemasyarakatan di Ekuador. Kartel Sinaloa dan Jalisco Generasi Baru Meksiko sudah memengaruhi geng-geng lokal.
Bentrokan di tiga penjara Ekuador pecah serentak pada Februari 2021, menewaskan 79 napi. Lalu pada Juli, 22 napi tewas dalam bentrok antargeng di penjara Litoral. Lalu beberapa pekan lalu sebuah lembaga pemasyarakatan diserang drone namun tak menimbulkan korban jiwa.(Net)