Sumsel, Triknews.co-Polda Sumsel memastikan masih terus melakukan pendalaman dan pemeriksaan atas kasus sumbangan Rp2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio.
Sampai sejauh ini, penyidik Direskrimum Polda Sumsel telah memeriksa enam orang sebagai saksi, termasuk Heriyanti alias Ahong.
Terbaru, Polda Sumsel mengirimkan tim penyidik ke Jakarta.
Tim tersebut akan mendatangi dan memeriksa seluruh keluarga Heriyanti yang tinggal di Jakarta.
Itu diungkap Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi kepada wartawan di Mapolda Sumsel, Jumat (6/8/2021).
“Empat sampai lima orang anggota keluarga Heriyanti akan dimintai keterangan. Tim (penyidik) sudah berangkat,” ungkapnya.
Dari keenam saksi yang telah diperiksa itu yakni nama baru, Rudi.
“Satu saksi tambahan atas nama Rudi,” bebernya.
Rudi, sambung Supriadi, diperiksa seputar penyerahan papan steorofom bertuliskan Rp2 triliun kepada Kapolda.
“Jadi dia (Rudi) adalah saksi. Dan itu bukannya pengacara dari ibu Heriyanti,” tandas Supriadi.
Supriadi menjelaskan, keluarga Akidi Tio adalah tujuh bersaudara dengan satu sudah meninggal.
Sedangkan sisanya, kini tinggal di Jakarta.
“Nah, dari mereka inilah akan kita gali informasi kebenaran Rp 2 T tersebut,” jelas Supriadi.
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Supriadi. Foto RMOLSumsel
Tunggu Hasil Tes Kejiwaan
Sementara, sampai saat ini penyidik masih belum melanjutkan pemeriksaan terhadap Heriyanti alias Ahong karena menunggu hasil tes kejiwaan.
“Bisa saja satu atau dua hari ini dipanggil jika kondisinya membaik,” ujar Supriadi.
Akan tetapi, pihaknya memastikan, pemeriksaan akan dilakukan jika kondisi Heriyanti sudah memungkinkan.
“Kita tunggu hasil psikologi Heriyanti, karena itu salah satu persyaratan untuk mewancarai (memeriksa),” jelasnya.
“Hasil PCR Heriyanti negatif, tapi hasil tes kejiwaan belum keluar,” sambungnya.
Kapolda Sumsel minta fokus membangun Sumsel
Sementara, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri meminta agar polemik sumbangan Rp2 triliun almarhum Akidi Tio dihentikan.
“Cukuplah kami menderita. Keluarga kami menderita. Keluarga kami di-bully terus-terusan. Hentikan polemik ini,” pinta Eko, Jumat (6/8/2021) sore.
Akibat peristiwa yang menghebohkan Tanah Air itu, Eko mengaku trauma dan ragu menerima segala bentuk bantuan dari masyarakat sejak beberapa hari terakhir.
“Menerima bantuan agak takut-takut. Apakah ini hoax lagi atau tidak. Mudah-mudahan ini bukan hoax, karena sudah ada mobilnya,” tuturnya.
Karena itu, Jenderal bintang dua Polri ini mengajak semua pihak agar fokus membangun Sumsel serta bangkit dari pandemi Covid-19.
“Tidak perlu salah menyalahkan,” tegasnya.
Meburutnya, tidak ada yang salah jika ada seseorang memberikan bantuan.
Termasuk sumbangan heboh dari keluarga almarhum Akidi Tio yang sampai kini tak ada kejelasan.
“Niat kita untuk warga yang membutuhkan bantuan. Saya sudah memaafkan, baik kepada keluarga mendiang Akidi,” ungkapnya.
Sumber: (pojoksatu)