Medan, Trik News Co Pemerintah Indonesia resmi membatalkan pemberangkatan jemaah haji dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 1442 Hijriah atau 2021.
Keputusan itu diatur dalam Keputusan Menteri Agama RI Nomor 660 Tahun 2021 yang ditetapkan pada 3 Juni 2021.
Pembatalan ini merupakan kali kedua Indonesia tidak mengirimkan jemaah haji. Pembatalan ini menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat.
Seorang calon jemaah haji yang batal berangkat yang juga anggota DPRD Medan, Mulia Asri Rambe (Bayek) mengatakan ini merupakan kali kedua dirinya batal menunaikan Rukun Islam yang kelima itu.
Rencananya, Bayek akan berangkat ke tanah suci bersama istrinya.
“Gagal lagi, harusnya tahun sebelumnya, jadi 2 kali tertunda. Sudah diumumkan menteri agama,” kata Bayek, Jumat (4/6/2021).
Terkait pembatalan itu, politisi Golkar ini mengaku tak mempermasalahkan. Sejak awal, ia sudah pasrah dan berharap ditunda lantaran melihat penyebaran covid-19 yang makin meluas.
“Kalau saya secara pribadi, sebelum diumumkan Menteri Agama, saya berharap ditunda dulu. Mengingat, namanya ibadah mesti khusuk, mengingat disana kita mikirkan takut dekat orang, ini jadi pikiran kita. Saya sangat setuju atas kebijakan pemerintah ini,” ucapnya.
Bayek menambah, dirinya ikhlas terhadap keputusan itu. Ia juga enggan memikirkan bagaimana kelanjutan pemberangkatan hajinya untuk tahun mendatang.
“Banyak pertanyaan seperti ini, kenapa yang harus giliran kita ditunda, uang yang sudah disetor belum diambil, dan gagal lagi, menunggu setahun bagaimana tentang dana. Kalau menurut saya, kesana itu ibadah, pasti pemerintah punya niat bagus. Tapi dengan 2 kali tertunda, saya pribadi, kalau niat baik sudah tercatat oleh Allah SWT walaupun belum terlaksana, beda dengan niat buruk, dilakukan dulu baru dapat dosa,” jelasnya.
“Jadi, orang yang jatah berangkat tahun lalu tapi ditunda karena ada pandemi, misalnya meninggal, saya bilang sudah haji dimata Allah,” sambungnya.
Kepada calon jemaah haji yang batal berangkat, Bayek meminta untuk bersabar. Ia yakin, akan ada hikmah yang datang atas keputusan ini.
“Ada hikmahnya, kesana bukan gampang, segala butuh persiapan matang. Kalau lah oke katanya, tapi pasti kita disana kocar-kacir. 6 bulan harusnya para panitia sudah disana persiapkan penginapan, akomodasi. Itupun masih kocar-kacir, apalagi buru-buru. Tapi kita berdoa, insya Allah pandemi ini berlalu dan tahun depan bisa berangkat,” katanya.
Pasca pembatalan itu, sampai saat ini, Bayek mengaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut dari Kanwil Kemenag Sumut.
“Belum ada, mungkin sedang proses. Yang jelas kita sudah lihat dari menteri, turunannya kan tinggal menunggu saja, pasti ada,” katanya.(Satriadi/BRambe