Langsa l Trik News.Co l—Dinda Puspita yang memiliki paras anggun dan manis adalah gadis kelahiran desa Telaga Tujuh (Pusong) pada tanggal 9 November 1997 lalu, Dinda Puspita adalah putri tunggal dari pada pasangan bapak Efendi Yasin dengan ibu Hafnidar Hasan, ia dibesarkan oleh kedua orang tuanya di Telaga Tujuh hingga Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama.
Dari kecil Dinda memang suka mengikuti berbagai kegiatan, namun karna disana kurangnya wadah jadi Dinda tidak bisa mengeksplor bakat Dinda secara maksimal. Dan sejak dari Sekolah Dasar sampai dengan SMK Dinda terus mendapat ranking 1 di kelas, kisahnya kepada Wartawan, Rabu (26/5).
Setelah saya masuk SMK di Langsa, kata Dinda lagi, saya mulai mengikuti beberapa kegiatan, mulai dari Menjadi Ketua Club Multimedia yang waktu itu adalah himpunan siswa SMK disekolah, dan mengikuti Ekskul lain seperti Osis, Paskib dan Pramuka di sekolah.
Kemudian saya mengikuti ajang pegelaran Putera Puteri Kebudayaan Aceh yang diselengggarakan di Lhokseumawe bulan Juli tahun 2020, dan Alhamdulillah saya meraih juara.
Setelah meraih juara di Lhokseumawe, kemudian saya mempersiapkan diri dan dengan dibantu oleh beberapa pihak dan akhirnya saya berangkat ke Bandung pada bulan Januari kemarin untuk mengikuti pemilihan Putera Puteri Kebudayaan Indonesia ditingkat nasional mewakili Aceh, ulas Dinda menerangkan.
“Sampainya di Bandung pada bulan Januari, saya menjalani masa karantina selama satu minggu, dan disitu saya di tes mulai dari bakat, interview, presentasi sampai Head to head Challenge yang alhamdulilllah semua nya dapat saya ikuti dengan baik.”katanya.
Ia menambahkan, “Alhamdulillah ditingkat nasional saya masuk 6 besar dan menjadi puteri Kebudayaan Indonesia Best Advocacy dari 34 provinsi.” Sementara untuk saat ini saya masih menjalani kuliah di Unsam Langsa jurusan teknik sipil semester akhir dan sedang menyusun skripsi.”
“Hasil capaian kegiatan di Bandung saya dapat menjadi Puteri Kebudayaan Best Advocacy karena program kerja yang saya bawa berjudul Terinfeksi Budaya yang fokus untuk mengajarkan anak anak disabilitas untuk mengenal budaya lebih dalam
dan Alhamdulillah dinda juga Masuk 6 besar saat itu.”
“Dengan semangat dan penuh keyakinan saat itu saya bergerak sendiri ke sekolah SMA LB dengan bantuan teman Dinda yang kebetulan mengajar di SMA tersebut.”
“Dan pada saat itu ketika melakukan berbagai persiapan, saya juga dibantu oleh teman teman dari Indigo Pictures, Rumah Photo Langsa, Next Model Management, dan Ayudhia Management serta Komunitas Seni Rajut.”
“Syukur Alhamdulillah pada saat berangkat ke Bandung Pemko Langsa juga ada membantu untuk biaya transportasi saya pergi kesana.”
“Dan saya sangat berharap, kepada pihak terkait agar saya bisa dilibatkan dalam kegiatan kegiatan khusus yang menyangkut dengan gelar saya yaitu sebagai puteri kebudayaan Aceh baik itu dari Pemko Langsa ataupun dari pemerintah provinsi Aceh. “Harap Dinda Puspita menerangkan. (Boy)