RIAU | TrikNews.Co
Politikus PDI-P Kapitra Ampera merespons eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, yang menyampaikan narasi berbahaya terkait pemerintah melabelkan teroris terhadap KKB di Papua.
“Bahaya, itu. Pernyataan yang menstimulasi konflik, tidak pantas diucapkan mantan komisioner Komnas HAM,” kata Kapitra saat dikonfirmasi, Minggu.(2/5/21)
Dia menilai pernyataan Pigai bakal memunculkan konflik horizontal lantaran mengaitkan pelabelan teroris untuk KKB dengan sentimen agama.
“Pigai mencoba membawa masalah ini kepada sekitaran agama, malahan terorisme itu mulai dan lahir di Eropa tidak ada berkaitan sama sekali dengan agama,” kata ketua DPD Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI) Riau.
Sebab, lahirnya KKB di Papua itu lebih berkaitan pada sikap seorang atau kelompok dalam merespons dan memperjuangkan keinginannya.
Di sisi lain, pemerintah tidak sedikit pun menyinggung agama ketika melabelkan teroris terhadap KKB.
Tetapi, label itu diberikan melalui serangkaian analisis hasil serangan KKB di Bumi Cenderawasih.
Padahal, dalam beberapa kasus dari lainnya KKB di Papua merusak fasilitas publik, membunuh warga, membakar sekolah dan rumah ibadah.
Sebelumnya, Natalius Pigai menganggap keputusan pemerintah itu kemenangan bagi kelompok teroris dari Taliban dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang ada di Indonesia.
“Setelah pemerintah giring konflik di Papua dengan rasisme/Papua phobia, sekarang pemerintah justru membuka konflik Agama Kristen dan Islam di Papua. Tanda-tanda Indonesia bubar,” demikian pernyataannya yang dapat memicu keributan.(Red/Joe)