Langsa : Trik News.co-SMP Negeri 6 dibawah pimpinan Kepsek Tgk H Musa Yusuf, S.Ag, M.Ag yang beralamat di Jl Perumnas Gampong Birem Puntong Kecamatan Langsa Baro Pemerintah Kota (Pemko) Langsa terus berbenah untuk dapat melahirkan siswa-siswi yang berwawasan, berakhlak, dan juga berprestasi.
Amatan Wartawan upaya untuk menuju kearah yang diharapkan tersebut yaitu mencetak kader-kader murid siswa-siswi dari sekolah formal agar setara ilmu agamanya dengan sekolah non formal, sekolah SMP Negeri 6 kini telah melakukan terobosan baru memfungsikan Mushalla yang ada di lingkungan sekolah tersebut sebagai tempat belajar dan mengajar ilmu agama (Pesantren) atau yang di kenal dengan sebutan nama lain Boarding School yaitu sekolah berasrama.
Dalam konfirmasinya Kepsek SMP Negeri 6Â Tgk.H Musa Yusuf S.Ag, M.Ag membeberkan sejumlah keuntungan bagi siswa-siswi yang mengikuti Boarding School yaitu yang pertama kata dia, Religius Skillfull People Insan muslim yang akan menjadi tenaga-tenaga terampil, ikhlas, cerdas mandiri, sekaligus mempunyai iman yang teguh dan utuh sehingga religious dalam sikap dan perilaku sehingga nantinya dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja di dalam berbagai Sector pembangunan.
Yang kedua melahirkan siswa/i Religius Community Leader
Insan Indonesia yang ikhlas, cerdas dan mandiri dan akan menjadi penggerak yang dinamis di dalam transformasi sosial budaya (madani) dan sekaligus menjadi benteng terhadap ekses negative pembangunan dan mampu membawakan aspirasi masyarakat dan pengendalian social.
Ketiga, Religius Intelektual
Insan yang mempunyai integritas kukuh serta cakap melakukan analisa ilmiah dan concern terhadap masalah-masalah sosial. dalam dimensi sosialnya, pondok pesantren dapat menempatkan posisinya sebagai lembaga kegiatan pembelajaran masyarakat yang berfungsi menyampaikan teknologi baru yang cocok buat masyarakat sekitar dan memberikan layanan social dan keagamaan, sekaligus pula memfungsikan sebagai laboratorium social, dimana pondok pesantren melakukan eksperimentasi pengembangan masyarakat, sehingga tercipta keterpaduan hubungan antara pondok pesantren dan masyarakat secara baik dan harmonis, saling menguntungkan dan saling mengisi.
Ke empat, Transportasi
Jika tidak berasrama tiap pagi berangkat dan pulang sekolah macet (waktu terbuang), bahkan mungkin ongkos kendaraan bisa lebih besar dari biaya SPP. Jika di sekolah berasrama hal tersebut tidak ada waktu dapat dipakai untuk belajar. Kelima, Lifestyle Pergaulan Efek negative dari pulang-pergi sekolah terjadi budaya hedonis seperti clubbing, shoping, dan nongkrong. Jika sekolah berasrama tidak ada, semua waktu sudah terjadwal dengan setumpuk kegiatan.
Ke enam lanjut dia, Lingkungan di sekolah waktu sebentar, di perjalanan dan bergaul dengan teman lebih banyak dengan segudang tuntutan budaya hidup hedonis, main hp bebas, dan hal-hal lain. Jika di asrama siswa telah dipersiapkan dengan sejumlah program dan aktivitas untuk membentuk karakter. Ketujuh, Konsep pembelajaran di sekolah lebih banyak dituntut penguasaan materi ajar bersifat kognitif (akademis), sedangkan di asrama siswa dilatih menguasai kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan waktu panjang dan teladan guru selama 24 jam.
Kedelapan, Talenta dan tekad di asrama secara full 24 jam talenta dan motivasi siswa dapat dilatih dan dikembangkan oleh para Pembina di asrama. Kesembilan, Leadership di asrama proses kaderisasi semua organisasi di dalamnya dibentuk dalam rangka mengasah sikap leadership/ kepemimpinan, mulai hal terkecil seperti ketua santri, ketua osis, ketua piket, ketua kelas, asisten Pembina asrama, dll, semuanya dalam rangka membentuk jiwa pemimpin yang kelak mereka akan menerjuni dunia nyata yang lebih besar di masyarakat.
Yang kesepuluh, Efektivitas belajar waktu 24 jam selama diasrama waktu dibagi secara ketat, untuk belajar, istirahat, ibadah, beraorganisasi, olahraga, dan berkeseniaan, tidak ada waktu nongkrong atau shopping. Kesebelas, Menghilangkan dikhotomi ilmu ilmu agama dan ilmu umum diajarkan secara bersamaan tanpa dikotak-kotakan, semua ilmu penting dan wajib dipelajari. namun jika disekolah mungkin waktu belajar agama lebih sedik
Yang keduabelas, Ruh Mudarris Keteladan mudarris/guru setiap saat dapat dilihat tatkala di asrama, jika di sekolah pulang diperjalanan banyak virus nongkrong dan lain-lain yang akan menghampiri anak-anak.
Ketiga belas untung yang didapapat oleh siswa/i yang mengikuti Boarding School adalah, Jaminan keamanan di asrama ada penanggung jawab penuh terhadap semua aspek penghidupan anak, fisik dan psikhis/ kejiwaan, di luar sekolah waktu mungkin banyak terbuang dengan hal-hal kurang bermanfaat, beber Kepsek yang mendapatkan predikat sebagai Kepsek teladan se Kota Langsa tahun ini.
Lebih lanjut ia mebgatakan, adapun yang ke empat belas keuntungan yang didapat yaitu, Jaminan disiplin
Sekolah berasrama telah menyiapkan berbagai aturan dengan reward dan punishment yang sudah dikaji dan tentunya akan sangat bermanfaat bagi siswa, karakter siswa akan jelas bentukannya karena proses keseimbangan yang ada di asrama yaitu belajar, ibadah, olahraga/seni/ beladiri, kegiatan keorganisasian, dan refreshing.
Yang terakhir ke lima belas yaitu, Kemandirian segala aktivitas dan kebutuhan sendiri dilakukan oleh pribadi sendiri, cuci baju, menyetrika, piket nyapu-ngepel, pelihara tanaman dan lainnya, dengan demikian akan membuat para siswa/i menjadi mandiri, pungkasnya. (Boy)