Triknews.co- Dalam budaya keluarga di Indonesia, bicara seputar seks bukanlah hal yang umum dalam percakapan sehari-hari. Seks masih dipandang sebagai hal yang tabu untuk diperbincangkan, apalagi dengan anak. Banyak orang tua memilih menghindar dari topik ini dan enggan memberikan edukasi seks pada anak.
Padahal, memberikan pendidikan seksual sejak dini pada anak sangatlah penting. Di era digital saat ini, semua informasi mengenai apa pun, termasuk tentang seks, dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.
Kondisi ini membuat anak rawan memperoleh informasi yang salah atau bahkan menyesatkan seputar topik seks. Selain itu, anak juga jadi rentan mengalami kekerasan dan pelecehan seksual apabila tidak dibekali dengan pengetahuan yang memadai.
Di sisi lain, tak dapat dimungkiri memberikan pendidikan seks pada anak bukanlah perkara mudah. Banyak orang tua yang merasa kikuk, bingung, dan risih ketika membicarakan topik seks kepada anak. Jangan khawatir, hal tersebut dapat disiasati dengan memberikan pendidikan seks pada anak sesuai dengan usianya.
1. Usia 0-2 Tahun
Usia 0-2 Tahun
Pada usia ini, Anda dapat mengajarkan dengan cara:
Memberi tahu nama dari setiap bagian kelaminnya. Gunakan nama yang sesuai, misal vagina, penis, anus, lubang kencing. Hindari menggunakan istilah seperti “burung”, “titit”, dan sebagainya.
Ajarkan anak mengenai perbedaan jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Bentuk aktivitas sederhananya adalah mengatakan bahwa ayah adalah laki-laki dan ibu adalah perempuan.
2. Usia 2-5 Tahun
Ajarkan bagian tubuh yang tak boleh disentuh oleh sembarang orang, seperti dada, perut, penis atau vagina, dan bokongnya.
Ajarkan anak bila ada yang menyentuh bagian tersebut, ia harus memberitahu orang tuanya.
3. Usia 5-8 Tahun
Usia 5-8 Tahun
Jelaskan fungsi reproduksi secara sederhana. Sebagai contoh, laki-laki memiliki sperma, perempuan memiliki sel telur. Sperma yang bertemu sel telur akan menjadi bayi yang tumbuh di perut perempuan dan dilahirkan melalui vagina.
Jelaskan secara sederhana mengenai hubungan seks. Anak-anak, terutama bila sudah masuk sekolah dasar, mungkin akan mendengar kata seks.
Saat ia mengucapkan ini, jangan panik atau langsung memarahinya, melainkan jelaskan secara perlahan bahwa hubungan seks merupakan peristiwa masuknya penis dalam vagina dan hal tersebut hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa dalam hubungan pernikahan.
Artikel Lainnya: Pendidikan Seks pada Balita, Perlukah?
4. Usia 9-12 Tahun
Jelaskan mengenai pubertas. Saat memasuki fase ini, anak mungkin akan menunjukkan tanda pubertas, seperti payudara yang membesar dan haid pada anak perempuan, serta mimpi basah di mana penis mengeluarkan air mani pada anak laki-laki.
Tanda lainnya adalah tumbuhnya rambut ketiak dan rambut kemaluan. Ajarkan hal ini menggunakan media lain seperti televisi, buku, atau poster.
5. Usia 13-18 Tahun
Usia 13-18 Tahun
Terlibat aktif dalam kegiatan harian anak. Ikutilah hobinya atau kegiatan yang digemarinya. Dengan demikian, ia akan lebih nyaman bercerita tentang hal-hal lain, bahkan topik seks.
Jadilah sahabat dan pendengar yang baik bagi anak karena dalam fase ini anak umumnya cenderung tertutup.
Pendidikan seks pada anak sangat penting untuk dilakukan, bahkan sejak usia dini dan orang tua berperan penting dalam proses edukasi seks tersebut. Dalam dunia pendidikan pun, mungkin anak Anda akan mendapatkan informasi seputar sistem reproduksi dan pendidikan seks pada anak.
Demikian penjelasan mengenai pentingnya pendidikan seksual pada anak usia dini. Dengan pendidikan seks pada anak yang baik dan disampaikan sesuai tahapan usia, anak akan terbuka terhadap Anda dan terhindar dari kekerasan atau pelecehan seksual.
(Klik Dokter)