Jakarta, Trik News.co-Waktu singkat di Jakarta, dimanfaakan seoptimal mungkin oleh Bupati Irwan Nasir untuk terus memasarkan sagu Kepulauan Meranti. Jelang jadwal pesawat pulang, sempat-sempatnya dia melakukan presentasi ke sejumlah pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Sekretariat HKTI Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/10/2020) pagi.
Kedatangan Bupati Irwan disambut langsung oleh Sekjen HKTI Mayjen (Purn) Bambang Budi Waluyo. Sejumlah pengurus HKTI juga hadir. Sementara Bupati Irwan didampingi Kabag Humas dan Protokol Rudi MH, Kepala UPT Sentra Industri Sagu Terpadu Miftaulaid SE dan Pendamping Petani Sagu Dr Tengku Rivanda Ansori.
“Kami ingin menyampaikan di sini bahwa di Meranti petani sagu ikut merasakan dampak dari Covid-19. Padahal sagu memiliki potensi ekonomi sangat besar. Sagu bukan hanya bisa diolah jadi pangan tetapi juga menjadi pakan ternak,” ungkap Bupati.
Menurutnya, sagu adalah pangan asli nusantara sejak dahulu kala. Buktinya bisa dilihat pada relief di Candi Borobudur yang menggambarkan pohon sagu, aren, dan pohon lontar. Dengan demikian pada dasarnya orang Indonesia sudah terbiasa mengonsumsi sagu.
Mengingat semakin tingginya ketergantungan pada beras impor, Bupati Irwan menegaskan sagu bisa menjadi pangan seperti beras yang produksinya lebih stabil karena bisa dipanen sepanjang tahun. “Lahan padi kita semakin berkurang dan panennya pada waktu tertentu dan banyak kendala seperti gagal panen dan hama. Namun, sagu lebih konstan karena bisa dipanen sepanjang tahun dan bisa ditanam kapan pun,” paparnya.
Irwan pun berharap HKTI juga ikut membina petani sagu mengingat luas areal sagu di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, terutama di Papua. Jika dikelola dengan baik, maka sagu tidak hanya dapat mewujudkan ketahanan pangan nasional tetapi juga dapat mewujudkan kedaulatan pangan tanah air.
“Saat ini perlu kerjasama semua pihak dalam hilirisasi dan pemasaran olahan sagu. Kami di Meranti memang sudah bisa ekspor namun konsumsi sagu dalam negeri masih rendah. Sekarang ada ditemukan sagu parut kering atau sapuring yang dapat dijadikan pakan ternak. Ini perlu dukungan bapak dan ibu di HKTI bagaimana instansi terkait dapat membantu pengembangan sagu ini dalam program kerjanya,” pinta Bupati.
Sementara itu Sekjen HKTI Bambang Waluyo menjelaskan bahwa masyarakat perlu kesadaran bahwa pangan itu bukan hanya beras tetapi ada sagu yang lebih sehat. “Kita perlu menindaklanjuti apa yang disampaikan Bupati. Ketergantungan terhadap beras memang perlu solusi dan ini solusi terbaik dari Meranti,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Tengku Rivanda diminta mempresentasikan sapuring temuannya. Menurutnya, sapuring memiliki potensi besar bukan hanya dari aspek ekonomi, tetapi juga lingkungan dan kesehatan masyarakat.
“Hasil kajian kami, sapuring dapat menekan biaya pakan ternak sekitar 30 persen dari pakan sebelumnya. Bayangkan bila ada ribuan ekor ternak umpamanya ayam daging atau ayam petelur. Di Meranti dekat dengan Singapura dan Batam, sementara Singapura mendatang telur asin saja dari Thailand, Filipina dan negara lainnya padahal Meranti dekat. Bahkan Singapura mendatangkan bebek dari Irlandia. Begitu juga Batam, kebutuhan telur dipasok dari Blitar Jawa, padahal kebutuhannya ribuan butir per hari. Bayangkan jika itu dari peternak di Meranti,” jelasnya.
Selain itu, kata Rivanda, sapuring akan mendorong warga untuk beternak baik itu unggas, kambing maupun sapi bahkan babi. Karena hasil ujicoba, semua hewan tersebut makan sapuring dengan baik dan kondisinya tumbuh sehat. “Kajian kami, sagu ini tinggi energi dan itu dibutuhkan hewan ternak,” tambah dia.
Aspek lainnya, jika peternakan tumbuh dengan baik maka kebutuhan protein masyarakat akan terpenuhi dengan baik pula sehingga akan membantu upaya menurunkan angka stunting. “Yang paling menarik, jika manfaat sagu ini semakin banyak dan nilai ekonominya semakin tinggi, masyarakat akan banyak menanam sagu dan sagu ini sangat baik untuk mengatasi karhutla di lahan gambut,” tegas dia.
Usai tanya jawab dan berdiskusi dengan pengurus HKTI, Bupati Irwan juga menjajaki ke Kementerian Pertanian. Diantaranya untuk membuat kajian lebih dalam mengenai pengolahan sapuring baik teknologi pengolahan dan kandungan nutrisi dalam sapuring sehingga sesuai dengan kebutuhan hewan ternak.
Laporan : M.KHOSIR AMN
Editor : Trik News.co