Humbahas,TrikNews.Co—Pembangunan tembok pengendali banjir hulu sungai aek sibundong dinilai asal jadi, sebab konstruksi pemasangan batu padas tembok penahan tanah tanpa pondasi sebagi tahanan bagunan tembok.

Proyek Dinas Sumber Daya Air (SDA) Cipta Karya dan Pemukiman Sumatera Utara melalui Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Pengelolaan Irigasi Aek Sibundong Batang Toru di kerjakan CV.Nayla Santika dengan jumlah dana Rp. 2.661.763.010.dengan volume 250 meter di pinggiran sungai Aek Sibundong.

“Tanpa pondasi semua bangunan tidak dapat berdiri kokoh menahan beban pasangan tembok satu setengah meter di atasnya. Semua bangunan harus memiliki pondasi, jika tidak cepat tumbang,”tukas salah seorang warga Desa Aek Nauli II kecamatan Pollung Humbahas .Jumat (26/6/2020.)

Dikatakan proyek pembangunan tembok penahan tanah pengendali banjir di hulu sungai aek sibundong hendaknya di ulang kembali, pondasi sangat penting memperkokoh konstruksi bangunan dapat bertahan lebih lama.

“Jika tak di rubah teknik pemasangan tembok tanpa pondasi bangunan hanya sebentar, meski pasangan batu bawah lebih tebal (bentuk piramid-red) namun tidak sampai dua tahun pasti sudah rubuh terkikis air. Klo pake pondasi bangunan dapat berdiri kokoh lima tahun lebih,” kata warga desa lulusan teknik sipil itu.

Disampaikan pembangunan tembok penahan banjir saluran aek sibundong diharapkan dapat bertahan lama, jangan di jadikan menjadi tempat praktek kontraktor kurang profesional dengan modal sedikit tetapu untung dengan menghemat tenaga kerja serta peralatan yang tidak digunakan meningkatkan kwalitas bangunan.

Pantauan Wartawan di lapangan di Desa Aek Nauli II Kecamatan Pollung, lokasi pembangunan tembok pengendali banjir hulu sungai aek sibundong terlihat, hanya beberapa orang pekerja dengan menggunakan peralatan seadanya tanpa memakai alat mesin kocok semen (molen) untuk mengecor pondasi.(js/kt)