Humbahas,TrikNews.co -Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Lamhot Sinaga kritisi PLN yang masih melakukan pencatatan rekening listrik melalui rumah ke rumah oleh pencatat KWH.
“Masih primitif mengandalkan pencatat kwh meter berkeliling dari rumah kerumah.Akibatnya rame, masyarakat merasa dirugikan dengan lonjakan bayaran listrik hingga mencapai seratus persen,” kata Lamhot Sinaga di faceebooknya minggu 14/6/2020
Dikatakan, seharusnya PLN sudah mampu menaikkan standard pelayanan pada masyarakat melalui pencacatatan secara digital sehingga masyarakat tidak merugi pada saat pandemi sekarang ini.
“Di usianya (PLN red) yang 75 masih saja primitif mengandalkan petugas pencatat kwh meter listrik keliling dari rumah rumah ada apa ini,” ujarnya bertanya tanya.
Lamhot menambahkan Akurasi pencatatan meteran listrik di pertanyakan akurasinya. Banyak warga merasa selama pandemi covid 19 pencatat tidak mendatangi rumah warga untuk mencatat meteran.
“Sama sekali tidak ditangi kerumah namun tiba pembayaran bengkak, lalu dari mana acuan PLN mematok tagihan listrik?,” ujarnya menirukan sentilan berseliweran di media sosial.
Lamhot menambahkan PLN merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang besar dan bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat yang sangat vital.
“Kita malu sebagai bangsa, ketika dunia sudah nyaman dengan teknologi internet of Thing (IoT) dengan berbagai sensor memudahkan kehidupan. Eh, kita masih mengurus meteran listrik yang tidak akurat,” beber Lamhot
Anggota DPR RI dari Daerah pemilihan Sumut II itu, mengharapkan PLN dapat membenahi seluruh liding sektornya sebagai solusi atas perlakuan primitif dalam pencatatan nomor pelanggan listrik masyarakat melalalui teknologi digital
“Sudah saatnya PLN melakukan pencatatan meteran melalui sentuhan teknologi dengan Program.digitalisasi untuk mencatata pemakaian listrik pelanggan,” ujar putera Humbahas itu.
Lamhot mengatakan, selama pelanggan PLN belum semuanya (100%-red) menggunakan token maka digitalisasi pencatatan meteran sangat di butuhkan. Data valid dan akurat mudah mengakses data penggunaan listrik. Kebocoran pemakaian listrik yang kerap terjadi selama ini akan teratasi.
“Dengan program digitalisasi tentu akan meningkatlan kepercayaan masyarakat pada PLN, sebagai perusahaan BUMN otomatis meningkatkan rasa percaya masyarakat pada Negara sekaligus menjadi nilai plus. Pelanggan dengan mudah dapat mengakses melalui info jika terjadi lonjakan pembayaran seperti aplikasi umum perusahaan telkomsel,” katanya.
Lamhot menggambarkan seperti apa yang telah di lalukan perusahaan lainya yakni SPBU pertamina yang sudah menggunakan digitalisasi pada pengisian bahan bakar kendaraan bermotor sehingga akurasi dan tingkat kebocoran dapat teratasi.
“Sebagai jawaban atas lonjakan tagihan listrik ini, mengapa bukan Digitalisasi meteran dibuat jawaban sebagai wujud BUMN hadir untuk Negeri, sekaligus memperbaiki ekosistem sesuai jargon Menteri BUMN, Amanah Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif (AKHLAK) (js/ros)