Langsa,TrikNews. Co – Menyangkut dengan pedagang musiman bulan Ramadhan ( Puasa ) antara lain pedagang kue dan daging seperti biasa pedangang musiman kua di pusatkan di samping latos ( Peukan Langsa) sedangkan untuk pedagang daging ( meugang ) dipusatkan jalan rel depan Pekong Langsa.
Perlu di ketahui peraturan yang di terapkan oleh Pemko Langsa sudah baik supaya tertib dan teratur, namun juga perlu di ketahui menyangkut pedagang musiman seperti lapak kua, daging dan lainya. Mereka itu tidak menetap menyangkut PAD tetap di bayar sesuai aturan.
Baru – baru ini Pemko Langsa mengadakan rapat yang di hadiri oleh Muspida dan Muspika membicarakan tentang pedagang musiman.
Saat TrikNews.Co, mengkonfirmasi Geuchik Gampong Blang Junaidi, Senin ( 20/4/20 ) yang ikut dalam rapat tersebut, dimana dirinya sudah mengeluarkan pendapat dan solusi tentang lapak daging pada hari meugang supaya dapat berjualan mulai jalan depan Pekong sampai depan simpang tiga Gampong Blang.
Tujuannya adalah agar akses perapembeli supaya mudah menjangkau dan tempatnya pun layak tidak berdebu, misalnya para pedagang daging di paksakan juga harus berjualan di jalan rel di kuatirkan merugi dan tidak laku pengalaman seperti tahun yang lalu mereka banyak yang melapor kepada saya bahwasanya mereka banyak merugi dengan tidak mampu membayar yang sebelumnya lembut tersebut di angkat ( Utang ) habis barang bayar sehingga bisa terjadi konflik baru, Tiru Geuchik.
Geuchik menambahkan keluhkan pedangang daging perlu di pertimbangkan oleh Pemko saya selaku koordinator lapak daging tidak bisa berbuat banyak masalah aturan ada di tangan Pemko Langsa, Ungkap Geuchik lagi.
Disisi lain aneh dan dan nyata sekarang kita sedang marak wabah korona hasil investigasi TrikNews. Co, di lapangan tepatnya di samping latos pasar Peukan Langsa para pedagang kue basah sudah di beri garis dengan nomor jarak pembatas untuk dapat berjualan selama sebulan di bulan ramadhan itu kenapa di benarkan, kenapa lapak daging hanya untuk sehari saja tidak di benarkan ini seperti ada anak tiri dan anak kandung kalau mau di tertibkan di tertibkan aja semuanya kasihan, masyarakat lagi menghadapi Karona di tampah lagi merana, seperti sebuah lagu yang pernah di nyanyikan ” Merana Aku Merana “. ( DANTON ).