Belawan,triknews.co–Kapal Fhisser dan pukat Teri Gabion Belawan, ke dua jenis kapal ikan ini posisi sandar di Gabion Belawan,dinilai menghancur dan merusak nelayan kecil yang berada diBelawan.Kapal pukat Fhisser dan pukat teri itu bebas beroperasi di laut pantai di wilayah Sumatera Utara.
Menanggapi masalah Kapal ikan yang berada di Gabion tersebut,menjadi bahan perbincangan.Perlu di ketahui masalah kapal ikan Fhisser dan pukat Teri,masih banyak yang belum memahami alat tangkap ikan yang di operasikan yang sesuai dengan zona operasi.Akibatnya tundingan tanpa kajian jadi pemicu persoalan antar nelayan.Tak jarang,situasi itu jadi ajang maanfaat untuk kepentingan pribadi ataupun golongan.
Aliansi Wartawan Medan Utara (Awan Mera) melalui bidang SDMnya, Hans Marpaung desak Kementerian Kelautan Dan Perikanan (KKP) copot jabatan dua lembaga yang terkait itu.
“Dinas Kelautan Dan Perikanan Sumatera Utara yang keluarkan izin kapal ikan Fhisser dan pukat teri Gabion Belawan harus bertanggung jawab dengan izin yang dikeluarkan.Adapun fungsi Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan Belawan harusnya mengawasi kapal ikan Gabion Belawan agar pengusaha ikan Gabion Belawan tidak melakukan markdown (Penyimpangan Growtston) kapal dan kecurangan alat tangkap”, ucap H.Marpaung
Lanjut H. Marpaung di pembicaraannya,kenyataan di lapangan kapal ikan Fhisser gunakan daya lampu sorot dengan kapasitas tinggi, pakai alat tangkap pukat lingkar, serta growthstonsnya diyakini bermasalah.Begitu juga dengan kapal ikan teri, izin operasionalnya serta ukuran kapalnya diyakini tidak sesuai dengan izin yang dikeluarkan Diskanla Sumut.
“Oleh karena itu, kita mendesak KKP RI segera mencopot kepala PSDKP Belawan Donny dan mencopot jabatan Kadiskanla Sumut.” Tegas H. Marpaung.
Pantauan di lokasi, puluhan kapal Fhisser itu dilengkapi puluhan bola lampu bermodel jantung,dan lagi sandar di tangkahan gudang Sarwo di Gabion Belawan. Puluhan kapal Fhisser dan pukat langgar yang sandar itu tidak melaut, alasannya karena cuaca bulan terang.
Sebenarnya yang resahkan nelayan kecil dan nelayan pukat langgar itu,kapal ikan fhisser dan pukat teri, ”
Kalau trowl jauh di tengah (Operasi zee-).
“Fhisser cahaya lampunya sangat terang dan bisa mematikan anak ikan, operasinya sistem kapal hanyut ikuti arus air sehingga ikan yang kumpul dilampui pukat langgar pindah ke cahaya lampu fhisser, kemudian ikan ikan itu dirangkap dengan pukat, alat tangkap kapal fhisser tidak saja cuma pancing tapi kapal fhisser itu dilengkapi pukat. Nereka beroperasi ke pinggir laut, maka yang resah itu nelayan kecil”. Beber nelayan pukat langgar Gabion Belawan Ari.
Hal serupa juga dikatakan,inisial (IL) nelayan pukat teri Gabion Belawan. Menurut IL hatinya nuraninya menolak dengan sistem operasi pukat teri, namun karena keadaan dirinya terpaksa melaut ikut pukat teri.
“Sebenarnya pak yang meresahkan nelayan kecil pancing dan jaring itu pukat teri, karena operasinya di pinggir tak jauh dari daerah nelayan tradisional model jaring. Mata pukatnya kecil hingga semua jenis ikan masuk saat dilingkung.
Ukuran kapalnya juga masalah, selain itu banyak anak di bawah umur yang ikut kerja melaut”. Ujar (IL) Ia minta namanya di rahasiakan
Media Triknews.co dalam penelusurannya menjumpai Kepala Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Belawan Donny ketika hendak dikonfirmasi, Senin (8/12) tidak berada di kantornya.
Menurut Security,
Donny sudah dua Minggu di luar kota.
“Saya sudah tanyakan ke dalam, tidak ada yang berwenang yang bisa dijumpai,pak Donny sudah dua Minggu di luar kota”. Kata Security cara lindungi atasannya.(surya atm)