Medan,triknews.co–Tragis, seorang keponakan tega tusuk pisau ke tubuh pamannya sendiri hingga tewas.
Korban yang diketahui bernama, Ahmad Daraby Chan (46) saat dibawa kerumah sakit bersimbah darah dengan kondisi keris menancap didadanya. Namun nyawa warga Jalan Sekip, Gang Saga itu, tak bisa juga diselamatkan.
Adapun lokasi penusuk, di Jalan M Yakub, tepatnya di Pasar Belakang, Gang Tinik, Kelurahan Sei Kerah Hilir II, Kecamatan Medan Perjuangan, Jumat (29/11/2019) sekitar jam 21.30 WIB. Sempat heboh akibat kejadian itu, bahkan seluruh anggota keluarga keduanya histeris.
Dikatakan Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto, pelaku Firman (36), yang masih keponakan korban, melakukan hal itu hanya karena persoalan sepele.
“Korban sebelumnya mendapat kabar via telp dari adiknya Lina (Ibu pelaku), bahwa pelaku (keponakannya) mengamuk kepada adiknya karena persoalan uang untuk beli soffel seribu lima ratus, karena tak puas akan jumlah yang diberikan adiknya, pelaku terus marah dan membuat adiknya takut. Mengetahui persoalan itu, korban mendatangi kediaman Lina (adiknya) untuk menasihati keponakanya.” ucap Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto didampingi oleh Kasat Reskrim, Kompol Eko Hartanto, Kapolsek Medan Timur, Kompol M.Arifin dan Kanit Reskrim Polsek Medan Timur, Iptu Prasetyo saat paparan kasus di lobby utama Polrestabes Medan. Selasa (3/12/2019) Jam 15:30 WIB.
Namun setibanya disana, lanjut Dadang, korban yang bertanya pada pelaku apa masalahnya hingga ia ngamuk dan marah-marah pada ibunya, langsung tersinggung dan mengambil keris lalu menikam dada korban.
“Tak terima ditanya, pelaku yang merasa tak senang, langsung naik ke loteng rumah dan mengambil sebilah keris lalu menikam dada korban. Setelah korban rubuh bersimbah darah dengan kondisi keris tertancap di dada, Pelaku langsung berlari keluar rumah, sambil berkata pada ibunya ”udah ku bunuh adik mu” Tandas Dadang Hartanto.
Pelaku berhasil di tangkap oleh Tim Satreskrim Polrestabes Medan dan Unit Reskrim Polsek Medan Timur di daerah perumnas Mandala. Pada saat tersangka berpura-pura menjadi pemulung untuk mengelabui petugas yang akan menangkapnya, tapi petugas yang telah mengenali ciri-ciri tersangka bisa mengenali Tersangka yang kemudian berusaha menangkapnya, namun pada saat akan ditangkapnya tersangka berusaha melarikan diri hingga akhirnya diberi tindakan tegas terukur dengan menembak kakinya.(Agung)